Anda tentu sudah tahu efektifnya konten video untuk strategi marketing. Anda menggunakannya untuk menarik perhatian audience yang lebih luas, mengkomunikasikan nilai brand anda, mengkampanyekan isu atau bahkan mempresentasikan bisnis anda untuk mendapatkan investor. Tentu saja, brand anda telah mencoba berbagai hal dari web series, video explainer, video profil bahkan akun media sosial anda juga sudah memuat konten-konten video untuk mempromosikan brand anda. Namun, tidak semua video marketing mampu menarik perhatian penontonnya dan memberikan dampak yang signifikan bagi brand apalagi jika jangkauannya terbatas.
Penggunaan konten video di media sosial pun sudah semakin lazim karena lebih mampu menarik perhatian audience. Tapi, pada tahun 2019 banyak perubahan yang terjadi terutama pada singkatnya waktu audience menonton video dan banyaknya pilihan video menarik di media sosial. Dalam hal ini, microcontent video menjadi pendekatan yang tepat untuk merespon perubahan ini.
Sederhananya microcontent adalah konten mikro yang bisa kita lepas dalam waktu singkat dan rutin namun berisi pesan yang ringkas dan menyentuh sisi emosional audience. Contoh sederhana dari microcontent adalah Twitter. Seperti Twitter, penerapan microcontent pada video juga perlu memerhatikan teknik penyampaian yang ringkas (1-2 kalimat efektif) dan berkesinambungan (thread atau konten berantai) ataupun berdiri sendiri sebagai konten tunggal (caption single post yang memuat media tambahan seperti link, foto/grafis, dan video pendek). Penyederhanaan bentuk ini membuat microcontent video menjadi lebih fleksibel dan menguntungkan karena dapat dimanfaatkan sebagai;
Membangun lead isu,
Memberikan teaser atau prompt ke konten yang lebih panjang
Diadaptasi kedalam berbagai platform media sosial sesuai kebutuhan.
Konten untuk publikasi rutinMengurangi biaya desain konten marketing
Perancangan microcontent video, tidak berbeda dengan perancangan konten video pada umumnya, hanya saja ditambahkan beberapa modifikasi dalam perancangannya. Modifikasi ini diterapkan sejak proses pembuatan video dengan menjawab pertanyaan berikut;
Apa tujuan video ini dibuat?
Siapa audience yang diincar?
Kenapa audience mau menontonnya?
Bagaiman cara bercerita kepada audience?
Apa dampak yang diharapkan setelah menontonnya?
Berapa jumlah video singkat yang dibuat agar penyempaian pesan menjadi sempurna?
Bagaimana video ini didistribusikan?
Bagaimana cara mengukur efektifitas video?
Tanpa merumuskan pertanyaan diatas, pembuatan konten video marketing hanyalah tindakan pemborosan karena selain mahal proses pembuatan video juga panjang dan melibatkan banyak orang. Dalam konteks video marketing penjelasan komprehensif yang mudah dipahami tetap menjadi kebutuhan, begitupun juga dalam bentuk teks atau visual pendukung lainnya. Namun, dengan adanya pendekatan microcontent video konten berdurasi lama tersebut dapat dipisah kedalam platform yang lebih baik seperti website brand ataupun Youtube yang memungkinkan orang untuk menonton lebih lama, sedangkan microcontent video dapat digunakan sebagai prompt atau teaser untuk menarik audience lebih luas lagi.
Selanjutnya, pelajari salah satu best practice microcontent yang dilakukan oleh salah satu developer mobile game yang kami rangkum dalam tautan ini!
Comments