Setiap produksi motiongraphic, baik untuk advertising, public relation, kampanye sosial ataupun cerita brand, bergantung pada kualitas penulisan script. Motiongraphic dalam konteks komunikasi visual bukan sekedar gambar bergerak, estetis saja tidak cukup, karena fungsi motiongraphic adalah media untuk menyampaikan pesan. Oleh karena itu perancangan pesan, Bahasa dan plot dalam motiongraphic menentukan kualitas dan efektifitas motiongraphic menyampaikan pesan kepada audience.
Pada prakteknya, penulisan script seringkali terpisah dari proses design dengan alasan deduktif bahwa proses visualisasi dilakukan setelah script selesai. Praktek ini biasa digunakan di berbagai studio desain ataupun in-house, dan akan lebih rumit ketika anda mempekerjakan freelancer terpisah. Dampaknya, niat anda mempercepat proses produksi sambil memotong biaya menghasilkan motiongraphic berkualitas rendah dan berat sebelah (kualitas script tidak mendukung kualitas visual). Padahal, pengerjaan script dapat dimulai bersama dengan proses design selama ada koordinasi yang baik dalam tim produksi motiongraphic dan klien.
Selama lima tahun terakhir, tim Poligrabs telah mengerjakan banyak project motiongraphic dengan berbagai varian kebutuhan komunikasi. Pada awalnya kami juga mengalami kesulitan pada penulisan script, terutama ketika menghadapi teks sumber yang sangat panjang. Namun, karena sebagian besar project motiongraphic kami berkaitan dengan visualisasi riset dan public relation, kini kami memahami beberapa trik penulisan script yang akan kami bagikan untuk anda pada artikel ini. Berikut lima tips yang kami rangkum untuk mempermudah proses penulisan script bersama tim kreatif anda.
Menggali ide bersama Persoalan yang paling sering dihadapi dalam penulisan script motion hanya dua hal, cerita terlalu panjang atau cerita terlalu pendek. Kedua masalah ini tidak dapat dihindari ketika produksi script terpisah dengan produksi desain. Maka, untuk menghindari kedua hal ini tim kreatif harus memiliki input yang sama ketika briefing dan menggali ide penceritaan lewat motiongraphic. Dengan begitu, penulis memiliki gambaran visual dan designer memiliki gambaran plot sehingga keduanya dapat menentukan komposisi cerita yang tepat.
Jadikan durasi sebagai Acuan Apapun jenis motiongraphicnya, kesepakatan mengenai durasi sangat penting dalam proses produksi. Script dapat dibatasi dan diperluas berdasarkan waktu yang terssedia, begitupun dengan jumlah visualisasi yang dimuat.
Peringkas dengan visualisasi Motiongraphic sebagai media komunikasi memiliki dua keunggulan sekaligus yaitu narasi dan visualisasi. Hindari pengulangan narasi dalam visualisasi untuk meringkas durasi dan memberikan ruang untuk eksplorasi visual. Anda tidak perlu menyebutkan ulang data dalam script cukup wakilkan dengan grafik atau chart yang menarik.
Perhatikan kesesuaian voice over Ketika anda memproduksi motiongraphic yang menggunakan voice over talent, anda perlu memerhatikan intonasi yang dibuat, setiap penekanan, alur dan Bahasa yang digunakan dari bait ke bait yang diucapkan oleh VO talent. Kesesuaian VO talent juga dinilai berdasarkan ketepatan pemilihan background music dan visualisasi. Evaluasi VO harus bertautan dengan evaluasi visual dan animasi.
Berikan jeda visual Terakhir namun paling utama adalah jeda, berikan jeda dalam bentuk transisi visual dan sound effect agar audience sempat menyerap informasi yang disampaikan. Script yang anda rancang harus memuat jeda yang cukup untuk transmisi informasi kepada audience. Jika durasi motiongraphic anda tiga menit, tidak berarti VO harus berbicara selama tiga menit juga. Selain itu, jeda dalam motion graphic bermanfaat untuk memberikan pemababakan cerita.
Membuat motiongraphic membutuhkan proses yang panjang dan partisipasi banyak orang yang sulit untuk dipisah apalagi jika tidak memiliki system koordinasi yang mapan. Proses penggalian cerita memerlukan kerjasama tim dan kolaborasi terbuka didalam tim. Penulisan script motion graphic secara teknis bisa jadi beragam sesuai dengan kebutuhan, namun dalam proses kreatif diperlukan metode standar yang dapat dipahami dan dilakukan bersama. Setidaknya, inilah simpulan kami berdasarkan pengalaman selama lima tahun terakhir.
Anda bisa simak kembali artikel-artikel kami tentang pengenalan motiongraphic, juga strategi upcycling untuk memanfaatkan asset-asset visual infografis menjadi motiongraphic. Sebagai referensi, simak juga berbagai proyek motiongraphic yang sudah kami kerjakan di tautan ini.
Comments