Bicara soal komunikasi di era serba digital sekarang memang tidak ada habisnya. Perubahan pola komunikasi, cara penyampaian, eksplorasi konten, hingga dampak konversi terus menerus berkembang. Tidak ada satupun metode yang bertahan terlalu lama, apalagi dapat dipakai untuk semua kebutuhan. Setiap media dan strategi konten seakan melekat pada konteks yang terpisah-pisah dalam rentang waktu yang singkat. Tidak heran jika tim komunikasi anda mudah stress dan frustasi karena perubahan yang terlalu cepat.
Tapi jangan khawatir, meskipun perubahan tidak bisa dihindari selalu masih ada harapan karena kunci dari komunikasi di era digital adalah visual. Iya, visual. Semua media dan semua konten informasi saat ini disampaikan secara visual melalui berbagai metode dan platform. Mulai dari foto, poster, infografis, motion graphic, video profile, semua sekarang serba visual. Maka, saat ini keterampilan visual dari tim komunikasi jadi unsur paling penting untuk merespon perubahan komunikasi yang terus terjadi.
Kebutuhan ini bukan hanya terpusat pada komunikasi yang bersifat eksternal, tapi juga internal lembaga/perusahaan. Di dunia serba digital saat ini, apalagi masa pandemi, konten video dan motion graphic menjadi daya tarik yang kuat untuk situs dan media sosial. Kita bahkan mulai terbiasa menggunakan media visual interaktif karena kerja di rumah atau belajar dirumah lewat video call atau webinar. Akhirnya kita dipaksa untuk memenuhi kebutuhan komunikasi melalui visualisasi, seperti penggunaan emoji dan gif dalam chat sehari-hari, membuat presentasi powerpoint untuk meeting online, dokumen laporan dalam format pdf, dan lain sebagainya. Kita selalu menmukan dan ditemukan oleh hal baru untuk tetap terhubung. Tapi apakah komunikasi yang sudah kita lakukan tadi sudah mencapai tujuan? Belum tentu.
Kemampuan komunikasi visual bukanlah hal yang sederhana bagi banyak orang, itulah kenapa ada universitas yang memiliki jurusan desain komunikasi visual. Penyajian informasi secara visual menuntut kita untuk menguasai berbagai teori, metode hingga keterampilan praktis penggunaan aplikasi tertentu. Jadi, meskipun anda sering chatting menggunakan emoji dan gif, aktif di instagram dan pernah membuat presentasi untuk perkuliahan, belum tentu anda sudah mampu mengkomunikasikan pesan dengan baik, terutama dalam aktivitas komunikasi kelembagaan/organisasi/perusahaan.
Contohnya, bayangkan jika tim komunikasi anda ingin membuat visualisasi data dalam annual report yang mereka susun. Mereka harus menyajikan data dengan akurat dan memilih diagram yang tepat, warna yang sesuai dan grafis pendukung lain yang representatif dengan tema data. Jika tidak, maka dampaknya adalah kesalahan dalam pengambilan keputusan karena bias informasi. Hal lain misalnya ketika tim komunikasi ingin membuat video sosialisasi internal dalam format motion graphic. Mereka harus mampu menulis naskah video singkat yang mampu memuat informasi tapi tidak bertele-tele, belum lagi mereka juga perlu merancang visual dari karakter, latar, teks dan yang paling utama adalah menentukan durasi yang tepat. Pembuatan poster juga bisa jadi bermasalah ketika tim komunikasi tidak sensitif terhadap simbolisasi visual, misalnya representasi keragaman, seksisme, dan isu sosial lainnya yang berpotensi merusak pesan.
Oleh karena itu, penting bagi anda dan tim anda untuk mengadakan pelatihan komunikasi visual internal. Bukan hanya untuk mencegah terjadinya kesalahan komunikasi, tapi juga membantu tim anda mengeksplorasi ide dan peluang baru dalam komunikasi internal dan eksternal organisasi/perusahaan/lembaga anda. Sebagaimana chart yang tepat dapat membantu anda mengambil keputusan, kemampuan komunikasi visual tim komunikasi yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas tim.
Commentaires