top of page
Writer's pictureRolip Saptamaji

Migrasi digital, solusi bisnis di masa pandemi

Updated: Feb 10, 2021

Semakin hari, penyebaran virus corona (covid-19) semakin luas. Jumlah orang yang tertular semakin banyak, begitu juga dengan korban jiwa. Hampir semua negara di dunia mengalami pandemic ini hingga akhirnya covid-19 tidak lagi hanya mengancam Kesehatan manusia namun juga mengancam stabilitas politik dan ekonomi.

Mau tidak mau, suka ataupun tidak, berbagai negara di dunia memilih opsi lockdown atau pembatasan sosial berskala besar untuk menekan penyebaran virus. Secara teknis, kebijakan ini mengharuskan semua orang mengisolasi diri di dalam rumah ataupun membatasi aktivitas diluar rumah dengan pengetatan perlindungan Kesehatan. Akibatnya, aktivitas bisnis berhenti, perusahaan tutup. Dalam kondisi ini, resiko kebangkrutan berbagai bisnis akan meningkat, dengan menumpuknya hutang usaha yang tidak terbayar. Kesehatan finansial semua bentuk usaha ikut terancam, dan mungkin saja lebih buruk dari yang kita perkirakan.

Tenang, waktu bekerja dari rumah selama sebulan terakhir seharusnya membuat kita tidak lagi panik dan memulai observasi lebih dalam terhadap perubahan perilaku konsumen barang dan jasa selama pandemi. Secara umum kita melihat beberapa bisnis yang terpuruk, tapi ada juga yang malah mengalami peningkatan. Diantaranya adalah;


Jika diperhatikan, kelompok bisnis yang terdampak buruk oleh covid-19 adalah kelompok bisnis yang mengandalkan interaksi atau transaksi langsung di tempat dan melibatkan banyak orang dalam proses bisnisnya. Sedangkan kelompok bisnis yang terdampak baik oleh covid-19 adalah sebaliknya. Beberapa bisnis yang jeli melihat kondisi ini telah mulai beradaptasi dengan menguatkan lini digital. Super market dan retail seperti Indomaret dan alfamart mengembangkan layanan delivery dari marketplace sendiri. Industry kosmetik seperti Martha Tilaar memproduksi hand sanitizer, perusaan fashion seperti Eiger memproduksi masker dalam skala besar. Kejutan lainnya adalah lini bisnis digital yang semakin meroket dimasa pandemi. Ambil saja contoh seperti ruang guru dan startup edukasi online lainnya yang ketiban proyek kartu prakerja sebagai alternative dari dampak peningkatan jumlah pengangguran terbuka. Grab dan gojek juga sebenarnya terdampak baik karena meski pengantaran penumpang berkurang, layanan pengiriman barang dan makanan mengalami peningkatan.

Tentunya bagi banyak pelaku bisnis saat ini lini marketing digital sudah tidak asing dengan social media ataupun marketplace dan e-commerce seperti Tokopedia, shopee, bukalapak, dan lainnya. Namun pada konteks pandemic saat ini, lini digital menjadi saluran marketing utama bagi para pelaku bisnis yang terancam oleh covid-19. Pilihannya menjadi sederhana, migrasi ke digital marketing atau menunggu sampai tabungan habis.



145 views

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page