Oleh: Rolip Saptamaji
Konten marketing sekarang sudah tidak seperti beberapa tahun yang lalu ketika kita masih rela menghabiskan waktu menonton video tutorial dan web series. Ketika para influencer produk cukup tersenyum sambil menunjukkan kemasan produk. Ketika kita masih sempat buka laptop sambil makan siang. Orang tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk menonton dan membaca, bukan karena mereka bosan, malah karena semakin banyak yang menarik perhatian mereka.Saat ini, setelah media sosial semakin menunjukkan wujud asli bisnisnya sebagai “media”, kemampuan viral organik dan engagement pun semakin menurun. Perubahan yang perlu diperhatikan pada tahun 2019 menurut beberapa lembaga yang mempublikasikan insight untuk konten marketing seperti We are Social, Google APAC dan lembaga lainnya berkaitan dengan berubahnya lansekap pengguna internet di Indonesia berikut:
Penetrasi internet melalui smartphone juga meningkat dan meluas ke kota-kota non-urban di Indonesia.
Kita memasuki era yang bukan lagi “mobile first” tapi sudah menjadi “mobile only”.
Youtube sebagai media sosial berbasis video menjadi search engine terbesar kedua terbesar setelah Google.
Sekilas perubahan tersebut memberikan kita simpulan bahwa masa depan konten marketing akan berada di tangan konten video. Tapi, seiring dengan transformasi akses dari layar besar ke layar dalam genggaman, konten video perlu mempertimbangkan, perubahan seperti;
Audience di media sosial hanya memberikan waktu 5-8 detik awal untuk menarik perhatiannya.
Trend Instagram Story dan Snapchat juga memaksa kita untuk meringkas pesan dan mengabadikan momentum dalam waktu yang singkat (10-15 detik)
Ketentuan iklan di Youtube, pengiklan hanya diberi waktu 3-5 detik sampai penonton memilih untuk melewat iklan.
Pada platform iklan Facebook dan Instagram pengoptimalan tayangan video maksimal hanya mencapai 10 detik.
Video dapat menjadi pilihan format yang tepat untuk merespon perubahan lansekap konten marketing pada tahun 2019. Namun perlu dipertimbangkan fleksibilitas format video agar bisa digunakan di berbagai platform dan terutama durasi singkat yang mampu menjawab kebutuhan platform iklan agar jangkauannya dapat dimaksimalkan. Oleh karena itu, para kreator konten video perlu menguras ide lebih dalam untuk merumuskan pesan yang tepat dalam waktu yang cepat.
Pendekatan yang tepat untuk merespon perubahan trend ini adalah melalui strategi microcontent. Untuk mengenal apa itu microcontent dan benefit-nya, silakan baca artikel selanjutnya melalui tautan ini.
Comments