top of page
  • Writer's picturePhara Sotya

Memetakan pikiran dengan MIND MAP



Alkisah, di masa kekaisaran Roma hiduplah seorang penyair bernama Simonides (circa 556-468 SM). Suatu hari dia diundang untuk membacakan puisi di sebuah perjamuan. Nahas, gedung perjamuan itu runtuh, menewaskan sebagian besar tamunya. Kondisi para korban demikian mengenaskan hingga tidak bisa dikenali lagi. Namun, Simonides - salah satu yang selamat - sanggup mengidentifikasi mereka dengan cara menghubungkan posisi duduk setiap korban di meja perjamuan dengan ingatan visualnya. Dari pengalaman itu Simonides menyadari bahwa kita sanggup meningkatkan daya ingat dengan cara memilih lokasi dan membangun mental image dari sesuatu yang ingin kita ingat. Prinsip inilah yang kini mendasari mind map (peta pikiran).


Seperti lokasi-lokasi dalam peta, otak manusia menyimpan berbagai informasi di dalam sel-selnya. Informasi-informasi tersebut saling terkait oleh hubungan asosiasi, mirip jalan-jalan dalam peta yang menghubungkan antar kota atau tempat-tempat lain. Jika kita membutuhkan Google Maps untuk mencari rute perjalanan, maka mind map digunakan dalam navigasi informasi-informasi agar kita mampu memahami sesuatu dengan lebih baik atau mencari solusi-solusi yang efektif.



Mind map adalah diagram visual penuh warna yang kita kenali dari bentuk bercabang yang mengelilingi sebuah gagasan utama. Setiap cabang kemudian terbagi menjadi beberapa cabang, dan demikian seterusnya. Diagram mind map terdiri dari unsur visual dan teks yang mewakili suatu ide, dan warna-warna berbeda yang menunjukkan pembagian kategori. Unsur-unsur itulah yang merangsang logika (otak kiri) dan kreativitas (otak kanan) manusia secara serentak sehingga membuat kita lebih baik dalam menyerap informasi dibandingkan catatan konvensional. Dalam buku Mind Map Mastery: The Complete Guide to Learning and Using the Most Powerful Thinking Tool in the Universe, Tony Buzan, penggagas mind map, mengatakan alat ini dapat membantu kita dalam memproses informasi, memunculkan ide-ide baru, memperkuat ingatan, dan meningkatkan cara kita menyelesaikan berbagai persoalan lebih baik daripada menggunakan cara berpikir linear.


Cara membuat mind map yang efektif

Hal-hal yang dibutuhkan untuk membuat mind map adalah kertas polos yang besar, beberapa pensil atau pena aneka warna, subyek yang ingin dieksplorasi, pikiran yang terbuka, dan imajinasi.


Proses mind map yang kita bahas di atas sesungguhnya meniru cara kerja otak manusia. Dalam otak, informasi diteruskan lewat percabangan sel-sel otak. Sel-sel tersebut kemudian saling membuat hubungan yang membangun asosiasi dari informasi yang dibawanya. Dengan mempraktekkan mind map, fungsi alami otak kita akan semakin kuat sehingga memungkinkan kita berpikir lebih kreatif dan efektif.


Sumber: Mind Map Mastery: The Complete Guide to Learning and Using the Most Powerful Thinking Tool in the Universe, Tony Buzan, 2018


Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page